DAWUH-DAWUH KH. DACHLAN SALIM ZARKASYI

NAWAITU DAN VISI, MISI QIRAATI
Disampaikan : Alm. Ust. Alwafa Wajih

  • Qiraati bukan hasil fikiran manusia. Qiraati bukan karangan saya. Qiraati adalah Inayah dan Hidayah minallah. Saya duduk, saya kelihatan tulisan, jadi kalau ditanya “Mengapa pelajaran IKHFA’ di jilid 4, sedangkan IDHAR di jilid 6?” Jawabannya : “Saya tidak tahu, saya tidak ikut ngarang.”
  • Saya tidak jual buku, saya ingin anak-anak nanti ngajinya benar. Kalau saya jual buku, buat apa repot-repot membentuk kordinator, titipkan saja ke toko-toko selesai.
  • Saya tidak kepingin yang pakai Qiraati banyak, saya kepingin anak yang ngaji pakai Qiraati ngajinya benar.
  • Qiraati tidak disebar-sebarkan, saya tidak pernah menyebarkan Qiraati. Qiraati menyebar itu MinALLAH.





METODOLOGI

  • Kegagalan mengajar tempo dulu sebabnya ialah terlalu toleransi pada anak-anak. Pelajaran belum bisa dan anaknya minta tambah ditambah, satu halaman dua halaman belum masalah, setelah halaman 15 pelajaran tidak bisa diteruskan dan disuruh kembali ke halaman pertama tidak mau, akhirnya karena merasa tidak berhasil mengajarnya pindah.
  • Insyaallah setelah TK Al-Qur’an berdiri, dua tahun sudah khotaman. Di sini (Semarang) santri 90 setelah dua tahun khotam 20 santri ( 20%)
  • Tidak ada murid yang bodoh, kalau ada yang bodoh, paling dari 100 ada satu atau dua murid saja. Kalau ada guru yang mengatakan : “murid saya bodoh-bodoh” apa bukan “Gurunya?” tanya beliau. Dan kalau ada anak yang bodoh seperti itu, maka cara yang tepat ialah gurunya SOWAN ke rumah orang tuanya agar orang tuanya sabar.
  • Qiraati tidak kemana-mana tetapi ada dimana-mana. Siapa yang lulus tashih boleh mengajarkan Qiraati (yang belum lulus tashih meskipun teman atau saudara tidak boleh mengajar Qiraati).


UJIAN SANTRI, KHOTAMAN DAN IMTIHAN.

  • Khotam Qiraati jilid 6 adalah khotam tingkat persiapan. Insyallah sudah bisa baca Al-Qur’an dengan tartil (belum khotaman)
  • Kalau dahulu santri mengaji sampai dengan ”Binnas” di khotami, sekarang di TK Al-Qur’an sampai dengan ”Binnas” baca Al-Qur’annya diulang dari “Alif, Lam, Mim” lagi, belum dikhotami sampai Ghorib dan ilmu tajwid Khotam.
  • Khotam TK Al-Qur’an, Khotam Al-Qur’annya bisa dua kali, tiga kali atau sampai lima kali.
  • Khotaman ini adalah khotaman untuk pendidikan dan ini lebih cocok (karena model tadarrus ini lebih efektif dibandingkan dengan model Talaqqi).
  • Saya diundang Khotaman di Kudus, bacaan Ghorbnya bagus tetapi baca Al-Qur’annya tidak tartil. Baca اَنْ طَهِّرَا Ghoribnya benar, tapi ANTHO salah (tidak dengung). Saya sampaikan kepada kepala TK Al-Qur’an bahwa : “Anak-anak belum boleh dikhotami, masih jilid 3.”
  • Khotaman jangan diganti dengan wisuda.
  • Khotaman tidak harus meriah (mewah), pernah di sini (Semarang), Khotaman cukup dengan mengeluarkan minuman teh dan kantung plastik, sedangkan isinya dari sumbangan wali murid.
  • Kalau akan mengadakan khotaman wali murid yang dikhotami diajak rapat. Mau khotaman di gedung atau di sini (TPQ) terserah wali murid.



KRITIK DAN SARAN KH. DACHLAN SALIM ZARKASYI

  • Saya tidak pernah dengar guru Al-Qur’an mengatakan: “Alhamdulillah saya dijadikan Allah sebagai guru Al-Qur’an padahal خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ  Berapa itu (nilai pahalanya)? Yang sering saya dengarkan guru : “mengeluhkan santrinya dan pengurusnya (orang bersyukur tidak suka mengeluh)
  • Guru Al-Qur’an harus sering TADARRUS Al-Qur’an.
  • Guru Al-Qur’an harus IKHLAS! Saya kira tidak ada guru Al-Qur’an yang ingin cari sesuatu (nafkah dalam mengajar Al-Qur’an). Kalau ada orang memberi sesuatu pada kita, maka cepat-cepat do’akan semoga rizkinya barokah.
  • Guru Al-Qur’an supaya HATI-HATI jika mengajarkan Al-Qur’an.


Post a Comment for "DAWUH-DAWUH KH. DACHLAN SALIM ZARKASYI"